dandangan is the best culture in kudus city
Sunday, 27 January 2013
Add Comment
Dandangan adalah sebuah tradisi untuk menyambut datangnya Bulan Ramadhan bagi masyarakat Kudus dan sekitarnya. Tradisi Dandangan ini dimulai sejak lebih dari 450 tahun yang lalu tepatnya pada zaman Sunan Kudus yang bernama Syeh Ja’far Shodig. Syeh Ja’far Shodig terkenal adalah salah satu tokoh agama islam yang menyebarkan agama islam di wilayah Jawa yang tergabung dalam sebutan Wali Songo. Pada saat itu setiap menjelang bulan Puasa atau Ramadhan tiba, ratusan santri Sunan kudus berkumpul di Masjid menara untuk menunggu pengumuman dari gurunya mengenai pemberitahuan saat awal puasa tiba.
Sejak dahulu memang sudah banyak pengunjung yang berasal
dari luar kota Kudus disamping penduduk asli. Mereka bersatu padu di dalam
wilayah sekitar Menara Kudus dengan menggeral dagangannya (sambil berjualan
untuk menunggu pengumuman hari H berpuasa). Dan sampai sekarangpun kondisi
seperti ini masih terus dilakukan.
Bahkan sekarang ini meskipun sudah ada teknologi canggih
untuk pengamatan waktu awal Ramadhan masih saja ritual dandangan terus
dilakukan dengan menabuh bedug pada jam 12 malam disaat awal ramadhan sebagai
tanda resmi bulan Ramadhan telah tiba. Dandangan memang sudah menjadi tradisi
masyarakat kudus dan sekitarnya yang tidak akan ditinggalkan setiap meyambut
datangnya bulan suci ramadhan.
Pekan Dandangan yang digelar di sekitar kawasan Menara
jelang bulan puasa diharapkan dapat menjadi momentum bagi semua pihak khususnya
pemerhati sejarah dan kebudayaan Kota Keretek, untuk merefleksi sisi kultural
dan religi peninggalan Sunan Kudus. Salah satunya, yakni merekonstruksi sejarah
berdirinya Kabupaten Kudus,selain itu diharabkan budaya ini dapat terus dilaksanakan meski pada zaman
seperti ini
0 Response to "dandangan is the best culture in kudus city"
Post a Comment